Jumat, 16 Januari 2015

Teknologi Pendeteksi Keberadaan BlackBox

Meminta bantuan dari tim penyelam ataupun Basarnas untuk melakukan pencarian keberadaan BlackBox dibawah laut saja tidaklah cukup. Ada alternatif lain yang bisa dilakukan dan sudah dipersiapkan oleh KNKT  yaitu menggunakan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) ,ROV (remote operating vehicle), Pinger Locator.

Autonomous Underwater Vehicle (AUV) 


Merupakan sebuah robot yang berbentuk seperti rudal , yang sudah dilengkapi kamera untuk melihat objek secara visual di dalam air. Selain itu juga harus menurunkan kapal selam mini kedalam laut , guna pengambilan visual untuk difoto. AUV adalah jenis robot bawah air yang bersifat autonomous, robot dapat bergerak dan melakukan kegiatan sendiri, berdasarkan program yang telah ditanamkan didalam chip-nya. Hal ini ditunjang dengan dukungan sensor-sensor yang disertakan pada robot tersebut. 


Remote Operating Vehicle (ROV)

ROV merupakan robot bawah air yang dikendalikan oleh operator dalam pengoperasiannya, dan didukung oleh perangkat kendali (remote control) dalam pengoperasiannya. Kebanyakan ROV dilengkapi oleh kamera video dan lampu yang digunakan untuk melakukan pengamatan. Kemampuannya bisa ditingkatkan dengan menambahkan sonar, magnetometer, kamera foto, manipulator atau lengan robotik, pengambil sampel air, dan alat pengukur kejernihan air, penetrasi cahaya serta temperatur . Kabel-kabel ROV dilapisi dengan tabung penuh minyak agar tehindardari korosi air laut. Alat pendorong dipasang di tiga lokasi agar menghasilkan kontrol penuh terhadap alat itu. 


Pinger Locator

 


Tidak hanya alat pendeteksi AUV dan ROV , ada pula Pinger Locator si Gadget mungil pemburu BlackBox.

Pinger locator adalah alat mungil untuk mengirimkan sinyal sonar kepada Black Box. Jika diterima, sinyal tersebut akan dikirimkan balik lengkap dengan informasi keberadaan kotak hitam tersebut. Alat ini juga dipakai untuk mencari Malaysia Airlanes yang hilang Maret 2014 lalu.

Sebuah pinger locator ditarik adalah perangkat yang terbawa air yang digunakan untuk menemukan sonar "ping" dari locator beacon bawah air yang dipasang pada perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan dipasang di pesawat komersial. Mereka dapat menemukan pingers pada kedalaman hingga 20.000 kaki (6.100m) dibawah air.

Locator dipasang di shell hidrodinaik, atau "ikan tow", dihubungkan dengan winch belakang kapal permukaan di daerah pencarian. Locator mendengarkan suara yang berasal dari suar atau "pinger". Setelah berada, suar dan perekam yang terpasang dapat diambil oleh para penyelam, kapal selam atau kendaraan yang dioperasikan jarak jauh (ROV), tergantung pada kedalaman. Sebuah model saat ini digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat adalah TPL-25, yang memiliki berat 70 pound (32 kg) dan panjang 30 inchi (760mm), umumnya ditarik pada 1-5 knot (1,9 - 9,3 km/jam). Kebanyakan beacon mengirimkan pulsa sekali kedua di 37,5 kHz.








The hydrophone harus diposisikan dibawah termoklin lapisan yang mencerminkan suara, baik kembali ke permukaan atau kembali ke dasar laut. Karena sinyal pinger relatif lemah, hidrofon harus dalam waktu sekitar satu mil laut (6.076 kaki (1.852 m)) untuk mendeteksi itu. Hidrofonj ini biasanya seitar 1.000 kaki atau 300 mm diatas dasar laut, dimana ia dapat memindai n petak sekitar 12.000 atau 3.700 pada permukaan yang datar tingkat. 


Sistem ini terdiri dari ikan belakangnya, kabel derek , winch, unit daya hidrolik, generator, dan kontrol konsol topside, meskipun tidak semua komponen ini diperlukan pada setiap misi. Ikan derek membawa mendengarkan perangkat pasif untuk mendeteksi pingers yang secara otomatis mengirimkan pulsa akustik. Kebanyakan pingers mengirimkan setiap detik di 37,,5 kHz, meskipun TPL dapat mendeteksi transmisi pinger antara 3,5 kHz dan 50 kHz pada setiap tingkat pengulangan.
 
Pinger locator beroperasi di bawah laut, dan biasanya alat ini ditempelkan pada sebuah robot tanpa awak yang dikendalikan secara nirkabel dari kapal. Alat ini juga juga puanya kemampuan luar biasa karena dibekali pemancar sonat yang sanggup menjangkau hingga kedalaman enam ribu meter lebih.

Selain pinger locator milik kapal Baruna Jaya I, Singapura juga mengirim kapal RSS Kallang yang dibekali radar berbasis sonar terdapat di lambungnya. kapal ini juga dilengkapi dengan Thales Underwater System TSM-2022 MkIII, yang bisa mendeteksi kapal selam dan bangkai pesawat. 
http://dellasophia312.blogspot.com/2015/01/tugas-14-pinger-locator-gadget-mungil.html

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.