Delapan Tujuan MDGs (Millenium Development Goals)
A.
Sejarah pembentukan MDGs
Kehidupan yang layak dan kesejahteraan penduduk
merupakan tujuan dari pembangunan di setiap negara, agar keadaan bumi yang
aman, makmur, dan sejahtera dapat tercapai. Untuk mewujudkan semua itu, pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa -Bangsa (PBB)
bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB yang diwakili oleh kepala
negara dan kepala pemerintahan sepakat untuk melahirkan sebuah deklarasi Millenium
Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Tujuan
Pembagunan Millenium.
Deklarasi itu berdasarkan pendekatan yang inklusif,
dan berpijak pada perhatian bagi pemenuhan hak-hak dasar manusia. Di dalam KTT
Milenium tersebut juga dihasilkan konsensus yang merangkai upaya-upaya untuk
mencapai tujuan MDGs dengan perhatian utama pada hak asasi manusia, tata
pemerintahan yang baik, demokratisasi, pencegahan konflik, dan pembangunan
perdamaian.
Pada mulanya, MDGs merupakan sebuah review atas
kebijakan pembangunan yang dikeluarkan oleh OECD-DAC pada pertengahan tahun
1990 dan kemudian dimasukkan kedalam Tujuan Pembangunan Internasional (Internasional
Development Goals) tahun 2000 dan direvisi menjadi Tujuan Pembangunan
Milenium (Millenium Development Goals) pada KTT Milenium. Setiap tujuan
(goal) dari MDGs memiliki satu atau beberapa target dengan beberapa
indikatornya. MDGs memiliki 8 tujuan, 18 target, dan 48 indikator yang telah
disusun oleh konsensus para ahli dari sekertariat PBB, Dana Moneter
Internasional (IMF), Organisasi untuk Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi (OECD)
dan Bank Dunia.
Masing-masing indicator digunakan untuk memonitor
perkembangan pencapaian setiap tujuan dan target. Selain Tujuan Pembangunan
Milenium (MDGs), ada beberapa tujuan pembangunan yang lain ditetapkan pada
dekade 1960-an hingga 1980-an. Sebagian terlahir dari konferensi global yang
diselenggarakan PBB pada 1990-an, termasuk KTT Dunia untuk Anak, Konferensi
Dunia tentang Pendidikan untuk Semua 1990 di Jomtien, Konferensi PBB tentang
Lingkungan dan Pembangunan 1992 di Rio de Janeiro, serta KTT Dunia untuk
Pembangunan Sosial 1995 di Copenhagen. MDGs tidak bertentangan dengan komitmen
global yang sebelumnya karena sebagian dari MDGs itu telah dicanangkan dalam
Tujuan Pembangunan Internasional (IDG), oleh negara-negara maju yang tergabung
dalam OECD pada 1996 hingga selanjutnya diadopsi oleh PBB, Bank Dunia dan IMF.
Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian
berkaitan dengan MDGs adalah sebagai berikut: Pertama, MDGs bukan tujuan PBB,
sekalipun PBB merupakan lembaga yang aktif terlibat dalam promosi global untuk
merealisasikannya. MDGs adalah tujuan dan tanggungjawab dari semua negara yang
berpartisipasi dalam KTT Milenium, baik pada rakyatnya maupun secara bersama
antar pemerintahan. Kedua, tujuh dari delapan tujuan telah dikuantitatifkan
sebagai target dengan waktu pencapaian yang jelas, hingga memungkinkan
pengukuran dan pelaporan kemajuan secara objektif dengan indikator yang
sebagian besar secara internasional dapat diperbandingkan. Ketiga,
tujuan-tujuan dalam MDGs saling terkait satu dengan yang lain. Keempat, dengan
dukungan PBB, terjadi upaya global untuk memantau kemajuan, meningkatkan
perhatian, mendorong tindakan dan penelitian yang akan menjadi landasan
intelektual bagi reformasi kebijakan, pembangunan kapasitas dan memobilisasi
sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai semua target. Kelima, 18 belas
target dan lebih dari 40 indikator terkait ditetapkan untuk dapat dicapai dalam
jangka waktu 25 tahun antara 1990 dan 2015. Sekalipun MDGs merupakan sebuah
komitmen global tetapi diupayakan untuk lebih mengakomodasikan nilai-nilai
lokal sesuai dengan karakteristik masing-masing negara sehingga lebih mudah
untuk diaplikasikan. Dalam sidang umum PBB yang ke-60 pada tanggal 14-16
September 2005, dilakukan juga evaluasi pelaksanaan lima tahun MDGs. Dalam
evaluasi tersebut dikatakan bahwa 50 negara gagal mencapai paling sedikit satu
target MDGs. Sedangkan 65 negara lainnya beresiko untuk sama sekali gagal
mencapai paling tidak satu MDGs hingga 2040. Sehingga hingga kini, MDGs masih
menjadi suatu perdebatan tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam MDGs,
sumber daya yang dibutuhkan dan bagaimana cara pencapaian MDGs.
B. Keikutsertaan Indonesia dalam MDGs
Sejak Indonesia tergabung dalam keanggotaan PBB,
secara otomatis Indonesia banyak telibat dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan oleh PBB. Keikutsertaan Indonesia dalam Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bulan September 2000 dan
menandatangani Millenium Development Goals (MDGs), menjadikan
Indonesia harus berusaha untuk turut menyukseskan MDGs sebagai komitmen global.
Indonesia menyadari bahwa MDGs bukan tujuan PBB, sekalipun PBB merupakan
lembaga yang aktif terlibat dalam promosi global untuk merealisasikannya. MDGs
adalah tujuan dan tanggung jawab dari semua negara yang berpartisipasi dalam
KTT Milenium, baik pada rakyatnya maupun secara bersama antar pemerintahan.
Penggunaan indikator MDGs akan merangsang lembaga-lembaga pemerintah dan swasta
di tingkat daerah untuk menyatukan upaya pembangunan. Sehingga bisa dihasilkan
sinergi positif yang menguntungkan rakyat banyak. Karena persatuan dan kesatuan
yang terjadi pada tingkat penduduk, terutama pada tingkat rakyat banyak (grass
root level) memerlukan pelayanan manusiawi dan dikemudian hari bisa
menikmatinya, merupakan sumbangan pembangunan yang sangat dibutuhkan.
Manfaat
1.
Memberikan informasi yang lengkap mengenai proses
penyelesaian suatu masalah kesehatan
2.
Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat suatu
kebijakan kesehatan di masa yang akan datang
Tujuan (goal)
MDG, Target MDGs dan Indikator MDGs
Telah disebutkan sebelumnya bahwa di dalam Tujuan
Pembangunan Milenium (MDGs) terdapat 8 tujuan yang harus dicapai dengan 18
target dan 48 indikator yang diharapkan dapat membantu tercapainya tujuan dari
MDGs. Adapun 18 target dan 48 indikator tersebut disusun oleh konsensus para
ahli dari sekertariat PBB, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi untuk
Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi (OECD) dan Bank Dunia. Tujuan (goal)
MDGs, target MDGs dan indikator MDGs adalah sebagai berikut:
a.
Tujuan 1: Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
·
Target 1:
Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah $1 per hari
menjadi setengahnya antara 1990–2015.
Indikator:
1.
|
|
2.
|
|
3.
|
|
4.
|
·
Target 2:
Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya
antara tahun 1990–2015.
Indikator:
5.
|
|
6.
|
b.
Tujuan 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua
·
Target 3:
Memastikan pada 2015 semua anak dimanapun, laki-laki maupun perempuan, dapat
menyelesaikan seluruh pendidikan dasar.
Indikator:
7.
|
|
8.
|
|
9.
|
|
10.
|
|
11.
|
|
12.
|
c.
Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
·
Target 4:
Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada
tahun 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015.
Indikator:
13.
|
|
14.
|
|
15.
|
|
16.
|
d.
Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak
·
Target 5:
Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990-2015
Indikator:
17. Angka Kematian Balita
18. Angka Kematian Bayi
19. Proporsi Imunisasi Campak pada anak berusia 1
tahun (12-13) bulan
e.
Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu
·
Target 6:
Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara tahun 1990 dan
2015.
Indikator:
|
||||||
f.
Tujuan 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya
·
Target 7:
Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada
tahun 2015.
Indikator:
|
||||||||||
·
Target 8:
Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan
penyakit lainnya pada tahun 2015.
Indikator:
28.
|
|
29.
|
|
30.
|
|
31.
|
|
32.
|
|
33.
|
g.
Tujuan 7: Memastikan Keberlanjutan Lingkungan Hidup
·
Target 9:
Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan
program nasional dan mengurangi pengrusakan lingkungan.
Indikator:
34.
|
|
35.
|
|
36.
|
|
37.
|
|
38.
|
|
39.
|
·
Target 10:
Penurunan sebesar separuh, proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air
minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada tahun
2015.
Indikator:
40.
|
|
41.
|
·
Target 11:
Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di
pemukiman kumuh pada tahun 2020.
Indikator:
42.
|
|
43.
|
|
44.
|
|
h.
Tujuan 8: Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan
·
Target 12:
Membangun sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berdasarkan hukum,
dapat diprediksi, dan tidak diskriminatif.
·
Target 13:
Memberikan perhatian khusus pada negara-negara miskin, termasuk.
·
Target 14:
Memberikan perhatian khusus pada negara-negara terisolir dan negara pulau yang
kecil.
·
Target 15:
Berhubungan dengan permasalahan-permasalahan hutang Negara-negara berkembang
melalui perhitungan-perhitungan nasional dan internasional dalam rangka membuat
hutang tersebut bisa menopang dalam waktu lama.
45.
|
ODA neto sebagai persentase GNP harga berlaku
negara-negara donor OECD/ DAC.
|
46.
|
Proporsi ODA yang dialokasikan oleh negara-negara
donor OECD/DAC terhadap pelayanan sosial pokok yang meliputi pendidikan
dasar, layanan kesehatan promer, gizi, air dan sanitasi.
|
47.
|
Proporsi ODA bilateral dari donor OECD/DAC yang
bersifat tidak mengikat.
|
48.
|
Proporsi ODA yang diterima oleh negara-negara yang hanya
berbatasan dengan daratan (laud lock) terhadap GNP mereka.
|
49.
|
Proporsi ODA yang diterima oleh negara-negara
kepulauan kecil terhadap SDP mereka.
|
50.
|
Proporsi nilai impor negara-negara maju (tidak
termasuk senjata) dari negara-negara berkembang dan negara-negara belum
berkembang (LDCs).
|
51.
|
Rata-rata tarif dan kouta yang dikenakan oleh
negara-negara maju terhadap (ekspor) produk pertanian, tekstil dan pakaian
jadi negara-negara berkembang.
|
52.
|
Persentase subsidi hasil-hasil pertanian
negara-negara OECD terhadap GDP mereka.
|
53.
|
Proporsi ODA yang disediakan untuk membantu
kapasitas perdagangan.
|
54.
|
Proporsi utang bilateral resmi negara-negara miskin
penghutang berat (HIPC) yang dibatalkan.
|
55.
|
Proporsi ODA yang digunakan untuk melunasi hutang.
|
56.
|
Rasio hutang terhadap nilai ekspor barang dan jasa.
|
·
Target 16:
Dalam kerja samanya dengan negara-negara berkembang, pengembangan dan penerapan
strategi untuk para remaja pada pekerjaan yang produktif dan layak.
Indikator:
57.
|
Angka pengangguran penduduk usia remaja 15-24 tahun
menurut jenis kelamin.
|
·
Target 17:
Bekerjasama dengan perusahaan farmasi dalam menyediakan akses untuk pengadaan
obat esensial di negara berkembang.
Indikator:
58.
|
Proporsi penduduk yang dapat mengakses obat-obatan
esensial (penting) dengan harga terjangkau dan berkelanjutan.
|
·
Target 18:
Bekerjasama dengan sektor swasta untuk menyediakan teknologi baru yang
menguntungkan terutama dalam hal informasi dan komunikasi.
Indikator:
59.
|
Banyaknya pelanggan saluran telepon per 1 000
penduduk.
|
60.
|
Banyaknya pengguna personal computer (PC)
per 1 000 penduduk.
|
61.
|
Banyaknya pengguna internet per 1 000 penduduk.
|
Setiap tujuan menetapkan satu atau lebih target serta
masing-asing sejumlah indikator yang akan diukur tingkat pencapaiannya atau kemajuannya
pada tenggat waktu hingga tahun 2015. Secara global ditetapkan 18 target dan 48
indikator. Meskipun secara glonal ditetapkan 48 indikator namun implementasinya
tergantung pada setiap negara disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan
ketersediaan data yang digunakan untuk mengatur tingkat kemajuannya. Indikator
global tersebut bersifat fleksibel bagi setiap negara.
Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan
kesepakatan bersama antara negara-negara berkembang dan maju. Negera-negara
berkembang berkewajiban untuk melaksanakannya, termasuk salah satunya Indonesia
dimana kegiatan MDGs di Indonesia mencakup pelaksanaan
kegiatan monitoring MDGs. Sedangkan negara-negara maju
berkewajiban mendukung dan memberikan bantuan terhadap upaya keberhasilan
setiap tujuan dan target MDGs.
Menurut pendapat saya ,
Saya setuju dengan adanya MDGs , karena Indonesia termasuk negara
berkembang yang menjadi anggota pbb maka pemerintah sudah sebaiknya ikut serta dalam keputusan PBB tersebut . Untuk pencapaian MDGs sendiri sebenernya indonesia sudah mempunyai RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) mulai dari tahun 2005-2025 dalam rancangan RPJPN itu dibawahnya juga terdapat RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) . Dari rencana-rencana ini
jugasebenenarnya mulai tahun 2005 sudah ada pencapaian , tapi menurut saya pemerintah harus lebih bebenah diri saja ,pembangunan
di Indonesia harus merata , jangan
terpusat di kota kota besar contohnya ibu kota , sebaiknya diprioritasin untuk daerah-daerah khususnya di perbatasan .
MDGs bukan rencana PBB lagi memang setiap negara
harus mempunyai visi misi yang menjadi visi misi MDGs juga , pemerintah harus bebenah diri
lagi mulai dari yang pertama itu pengelolaan reformasi birokrasi nya terlebih dahulu dilanjutkan ke tekhnis nya seperti menekan angka kematian ibu , menekan penyakit HIV, memperbanyak lapangan kerja, kemiskinan
, pangan , infrastruktur nya ,dll. Jadi bagaimana pengelolaannya terlebih dahulu jika
pengelolaannya benar dilanjutkan ke tekhniksnya .
Pencapaian program mdgs ini hrus dilihat apa
dampak negatifnya , sebenrnya pembangunan bangsa atau tujuan dari MDGs ini
diperoleh dari keluarga bahagia dari yang middle dilanjutkan keatas, akan tetapi pejabat
juga pun harus peduli akan hal ini , salah satu contohnya untuk mengurangi
kemiskinan, ya ciptakan lapangan kerja terbuka , akses ekonomi dengan menggunakan
ekonomi masyarakat dari daerah-daerah jangan terus dikembangkan di daerah- daerah yang bisa
dikatakan daerah yang sudah maju ,seperti untuk membuka lapangan kerja juga tidak hrus
mengandalkan investor asing, harus dimulai dari daerah sendiri , jangan selalu mengandalkan pinjaman
uang dari luar negeri ,sebab itu akan menambah beban negara sendiri.
referensi : http://ryoshiromibu.blogspot.com/2013/01/delapan-tujuan-mdgs-millenium_4557.html
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.