Jumat, 03 Oktober 2014

CIRI , UNSUR, dan TEORI ORGANISASI



CIRI-CIRI , UNSUR, dan TEORI ORGANISASI

CIRI-CIRI ORGANISASI
Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
  2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
  3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
  4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.

Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:
  1. Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
  2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
  3. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.


UNSUR-UNSUR ORGANISASI
1.      Adanya tujuan bersama
2.      Adanya dua orang atau lebih
3.      Adanya pembagian tugas-tugas
4.      Ada kehendak untuk bekerja sama


TEORI ORGANISASI
1.    Teori organisasi klasik
Teori organisasi klasik atau yang biasa disebut dengan teori tradisional memiliki konsep-konsep organisasi dalam kerangka waktu 1900-1930. Dalam teori ini organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas. Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peran-peran, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor –fakctor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.

2.    Teori organisasi neoklasik
Sebagai peralihan ke teori organisasi modern terdapat pandangan neoklasik atau pandangan human relations. Teori mengenai hubungan – hubungan manusiawi tumbuh dari apa yang disebut eksperimen – eksperimen Hawthorne, dan dari sanalah bagian yang menentukan hidup matinya teori ini muncul selama periode 1927-1932. Eksperimen – eksperimen itu mulai dilakukan oleh para peneliti dari Harvard , E.Mayo dan F.Roethlisberger di Western Electric Co. (pembuat alat-alat listrik), Hawthorne, di sebelah barat Chicago.


3.    Teori organisasi modern
Pada tahun lima puluhan orang semakin menyadari bahwa teori hubungan-hubungan manusiawi bukanlah jwaban yang diharapkan untuk perluasan bangun organisasi yang efisien. Baru kemudian dalam tahun 1960 , teori-teori organisasi modern menampilkan diri dibawah pengaruh, antara lain , psikologi kepribadian.

Menurut H.Thierry , ciru-ciri umum dari teori-teori ini dapat dikemukakan sbb :
a.   Gambaran manusia diterima dengan berbagai dimensi, Untuk itu, kita harus bertitik tolak dari situasi bahwa baik lingkungan maupun organisasi mempengaruhi mansia, demikian juga manusia mempengaruhi keduanya. Jadi, tidak ada dampak sepihak dan struktur formal itu terdapat itu terhadap individu, namun yang ada ialah dampak berganda dari pengaruh timbal balik antara individu dan organisasi.
b.   Organisasi harus dipandang sebagai suatu keseluruhan yang kompleks, didalamnya terjadi dinamika dari berbagai tujuan dan proses, yang menentukan mutu pengorganisasian dan pimpinan, informasi, koordinasi, dan pengambilan keputusan adalah tema – tema yang berulang.
c.  Pendekatan dari berbagai sudut yang diuji secara empiris, dengan kata lain yaitu suatu kaitan dari berbagai disiplin. Jadi , dapat dikatakan kita bertitik-tolak dari pendekatan multidisipliner atau interdisipliner yang menghasilkan “pandangan totalitas”, seperti yang menjadin ungkapan pendekatan system.


  
Referensi
1.  Gitosudarmo, Drs. Indriyo , Prinsip Dasar Manajemen, BPFE , Yogyakarta , 1983.
2.  Uytterschaut, L , Seluk Beluk Organisasi Perusahaan Modern, PT.ERESCO, 1994.
4.  https://docs.google.com/presentation/d/1iQji7mwNRA3hOFyi-ZdXGvAg9D2-BtGvsHZ0pBiNPNY/edit#slide=id.i16


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.